Les privat | SD | SMP | SMA | guru ke rumah jakarta: Les Privat SD ke rumah - Guru les SD ke rumah

Selasa, 15 Januari 2013

Les Privat SD ke rumah - Guru les SD ke rumah


"JAKARTA, KOMPAS.com - Proses belajar-mengajar di sekolah kerap membosankan dan tidak menyenangkan karena guru yang terlalu dominan di ruang kelas.Guru les sd ke rumah - guru privat sd ke rumah - les privat sd ke rumah - guru les privat sd ke rumah

"Siswa tidak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan pendapat yang berbeda sehingga mematikan kreativitas siswa," kata Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal dalam diskusi panel Pendidikan Profesi Guru di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Sabtu (4/12/2010)"

Apa masalah utama dalam pelaksanaan pendidikan kita (selain korupsi), Yaitu 'Siswa tidak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan pendapat yang berbeda sehingga mematikan kreativitas siswa'. - Apakah kita mungkin dapat berharap anak-anak kita akan Aktif (maupun Pro-Aktif), Kreatif, dan Mampu Berkontribusi Kepada Perkembangan Indonesia dengan Pembelajaran-Pasif?
Kami sudah menyediakan banyak contoh dan informasi untuk dibaca maupun di-download tetapi supaya lebih banyak guru dapat bertahap-tahap mengarah ke metodologi pembelajaran yang lebih bermutu maupun lebih terfokus kepada perkembangan kemampuan, kreativitas, inovasi, dan kemandirian pelajar-pelajar kita (manusia)kami ingin menjelaskan mengenai langkah-langkah yang dapat di-integrasikan dalam metodologi yang sekarang tanpa menggangu proses pembelajaran dan perencanaan yang sudah ada.

Kunci-nya untuk mencapaikan mutu pendidikan yang Tingkat Dunia adalah Pembelajaran-Aktif (Student Centred) dan Kontekstual.
 
Langkah Pertama: Lebih mengarahkan pembelajaran ke pelajar-pelajar sendiri. Daripada menyampaikan informasi saja (suap-suapkan)lebih sering membagi tugas-nya ke pelajar-pelajar sendiri untuk membahas, meneliti, dan mencari informasi atau solusi-nya sendiri (problem solving).


 
Langkah Kedua: Makin lama makin menggunakan lingungan sebagai sumber pembelajaran yang kontekstual. Mengarahkan pembelajaran dan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran ke pelajar-pelajar sendiri. Lebih mengarah ke kemandirian dalam pembelajaran.


 
Langkah Ketiga: Makin lama makin menggunakan peraga yang ada, atau dibuat oleh guru, atau dibuat oleh pelajar-pelajar sendiri. Peraga maupun teknologi sederhana adalah sangat bermanfaat untuk menstimulasikan "Discovery Learning". Peraga sederhana dapat menstimulasikan Imaginasi, Diskusi, Keterampilan Negosiasi, dan Kreativitas.


 
Langkah Keempat: Makin menghidupkan suasana kondusif belajar sambil meningkatkan penghargaian hasil karya pelajar. "Zaman Dinding Bersih" sudah lama ketinggalan zaman, sama dengan "Zaman Pelajar-Pelajar Duduk Manis". Sekarang kita menggunakan dinding dan langit-langit untuk memerkan hasil karya pelajar. Selain meningkatkan suasanya belajar ini juga menunjukkan kehormatan kepada hasil karya pelajar-pelajar kita. "Nothing Succeeds Like Success" dan kalau pelajar-pelajar kita merasa bahwa hasil karya mereka dihargai dapat sangat meningkatkan perasaan bahwa mereka bersukses. Sangat memotivasikan.....


 
Langkah Kelima: Makin lama makin meningkatkan pengetahuan dan pengertian mengenai Proses Pembelajaran-Aktif. Di atas ada dua File PDF yang anda dapat menggunakan untuk meningkatkan pengertian kegiatan pembelajaran-aktif dan mendalami pengetahuan mengnai proses Pembelajaran-Aktif dan Kontekstual.

Tetapi rekomendasi kami adalah anda mulai mengintegrasikan langkah 1 sampai 4 ke dalam pembelajaran anda sebelum membaca dokumen-dokumen di atas supaya dokumen-dokumen itu adalah lebih berarti pada waktu membaca, dan anda dapat "reflect upon" pengalaman sendiri sambil membaca.


Sertifikat Profisiensi Dari Pendidikan Network Indonesia Kami ingin memberikan Sertifikat kepada guru-guru yang dapat mendemonstrasikan bahwa mereka sudah paham dan dapat melaksanakan pembelajaran-aktif dalam kelas mereka. Rencananya, sertifikat ini akan disediakan gratis untuk guru-guru tingkat SD sampai SMA dan SMK (Kami sedang mencari sponsor).

Saya, di bawah payung Pendidikan Network Indonesia sudah membuat dan mengurus jaringan yang sudah bertumbuh terus selama 12 tahun (Sekarang kira-kira 150 situs, kebanyakan Pendidikan dan Teknologi Pendidikan)Situs-situs ini sudah dikembangkan oleh saya sendiri dan dana-nya juga seratus persen dari uang sendiri dan penghasilan saya sendiri (tanpa sponsor). Tetapi, supaya saya dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan di lapangan, seperti yang di atas, saya jelas akan membutuh dukungan dari sponsor. Kalua anda merasa bahwa lembaga anda atau Program AID anda adalah ingin mendukung program ini silakan kontak saya di Sponsor@Metodologi.Com atau Telp: +62818 1949 00 Semua kesempatan dari sponsor-sponsor akan diberikan konsiderasi secara serius.



(Selain Memberantaskan Korupsi)


  • Memperbaiki semua sekolah yang rusak dan ambruk supaya Standar Nasional yang lengkap dengan sarana/prasarana supaya aman, nyaman, dan kondusif untuk "semua pelajar" - "Puluhan ribu sekolah dalam keadaan rusak atau ambruk termasuk 70% sekolah di DKI Jakarta - Di Jakarta Saja, 179 Sekolah Tidak Layak Pakai! - Hampir 80% Gedung Sekolah di Pesawaran Rusak, dll","Jumlah ruang kelas (SD dan SMP) rusak berat juga meningkat, dari 640,660 ruang kelas (2000-2004 meningkat 15,5 persen menjadi 739,741 (2004-2008)." (ICW) - Kelihatannya makin lama makin banyak sekolah yang rusak!
    Ref: http://Ambruk.Com
  • Mengimplementasikan PAKEM (Pembelajaran Aktif dan Kontekstual) di semua sekolah supaya standar pembelajaran kita sesuai dan kompetitif dengan negara lain. Kapan kita akan menghadapi isu-isu yang terbukti meningkatkan mutu pendidikan? Pendidikan Yang Terbaik Masih Adalah: Pendidikan Berbasis-Guru yang Mampu dan Sejahtera, di Sekolah yang Bermutu, dengan Kurikulum yang Sesuai dengan Kebutuhan Siswa-Siswi dan "Well Balanced" (seimbang, dengan banyak macam keterampilan termasuk teknologi), yang Diimplementasikan secara PAKEM. ("Mampu" termasuk Kreatif)
    Ref: http://pendidikan.net/pakem.html
  • Menggunakan "Appropriate Technology" yang sudah ada di semua sekolah, yang terbaik, terjangkau, dan sangat meningkatkan kreativitas siswa-siswi maupun kreativitas guru (seperti di negara maju)Dengan rasio: "Sekarang Satu Komputer Untuk 2.000 Siswa". Jelas TIK (ICT) bukan solusinya, kan?
    http://TeknologiPendidikan.Com
  • Meningkatkan profesionalisme dan bertanggunjawaban guru untuk meningkatkan ilmu dan kemampuan mengajar sendiri - seperti guru profesional di negara lain. Guru adalah pelaksana pendidikan (dan paling penting) jadi kesejahteraan juga harus sesuai supaya tidak perlu "moonlighting" di tempat lain dan dapat fokus kepada tugasnya.
  • Meningkatkan Lapangan Kerja - Oleh lulusan yang Aktif (maupun Pro-Aktif), Kreatif, dan Mampu Berkontribusi Kepada Perkembangan Industri. Ini adalah isu yang sangat penting di Perguruan Tinggi juga di mana "60 Persen Lulusan PT Menganggur" dan dari 40% yang mendapat pekerjaan, berapa % mendapat pekerjaan yang memuaskan?
    http://Menganggur.Com
    Ref: http://Pendidikan.Net - 5 langkah
sumber : http://sd.metodologi.com/index.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar